Jumat, 03 Juni 2011

MEMBANGUN SISTEM AGRIBISNIS

MEMBANGUN SISTEM AGRIBISNIS

Sejak Orde pembangunan dimulai di Indonesia, pemerintah dan rakyat Indonesia telah menetapkan Trilogi Pembangunan Nasional (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pemerataan pembangunan dan hasil pembangunan, stabilitas nasional yang mantap dan dinamis) sebagai doktrin pelaksanaan pembangunan nasional. Strategi dan kebijaksanaan, program-program pembangunan setiap sektor pembangunan nasional dijiwai dan mengacu pada pencapaian Trilogi Pembangunan Nasional tersebut. Upaya pencapaian Trilogi Pembangunan diwujudkan melalui pembangunan ekonomi dengan titik berat pada pertanian primer.
Selama 25 Tahun pembangunan ekonomi dengan titik berat pertanian berlangsung, pertumbuhan ekonomi mampu mencapai sekitar 7 persen pertahun, laju inflasi dapat dikendalikan dibawah dua digit, swasembada beras tercapai pada tahun 1984, pendapatan perkapita meningkat dari sekitar US $ 70 pada tahun 1969 menjadi sekitar US $ 700 pada akhir PJP I.
Dengan perubahan struktur perekonomian nasional yang demikian, pada tahap selanjutnya prioritas pembangunan ekonomi nasioanl mengalami perubahan. Pembangunan industri yang didukung oleh pertanian yang tangguh menjadi titik berat pembangunan ekonomi nasional. Disini muncul pertanyaan besar, bagaimana wujud pembangunan industri yang didukung pertanian tangguh. Disini dapat diartikan bahwa industri yang perlu dikembangkan adalah industri-industri yang mengolah hasil pertanian primer menjadi produk olahan, yakni agroindustri. Namun sekali lagi adalah bahwa agroindustri tidak mungkin berkembang dan bermanfaat bagi rakyat Indonesia, bila tidak didukung oleh pertanian primer sebagai penghasil bahan baku. Kemudian, pertanian primer tidak akan mampu berkembang bila tidak didukung oleh pengembangan industri-industri yang menghasilkan sarana produksi (industri hulu pertanian). Dan agroindustri, pertanian primer dan industri hulu pertanian tidak dapat berkembang dengan baik bila tidak didukung oleh sektor atau lembaga yang menyediakan jasa yang dibutuhkan.
B. AGRIBISNIS SEBAGAI SUATU SISTEM
Agribisnis sebagai suatu sistem adalah agribisnis merupakan seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Disini dapat diartikan bahwa agribisnis terdiri dari dari berbagai sub sistem yang tergabung dalam rangkaian interaksi dan interpedensi secara reguler, serta terorganisir sebagai suatu totalitas.
Adapun kelima mata rantai atau subsistem tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Subsistem Penyediaan Sarana Produksi
Sub sistem penyediaan sarana produksi menyangkut kegiatan pengadaan dan penyaluran. Kegiatan ini mencakup Perencanaan, pengelolaan dari sarana produksi, teknologi dan sumberdaya agar penyediaan sarana produksi atau input usahatani memenuhi kriteria tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat mutu dan tepat produk.
b. Subsistem Usahatani atau proses produksi
Sub sistem ini mencakup kegiatan pembinaan dan pengembangan usahatani dalam rangka meningkatkan produksi primer pertanian. Termasuk kedalam kegiatan ini adalah perencanaan pemilihan lokasi, komoditas, teknologi, dan pola usahatani dalam rangka meningkatkan produksi primer. Disini ditekankan pada usahatani yang intensif dan sustainable (lestari), artinya meningkatkan produktivitas lahan semaksimal mungkin dengan cara intensifikasi tanpa meninggalkan kaidah-kaidah pelestarian sumber daya alam yaitu tanah dan air. Disamping itu juga ditekankan usahatani yang berbentuk komersial bukan usahatani yang subsistem, artinya produksi primer yang akan dihasilkan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam artian ekonomi terbuka
c. Subsistem Agroindustri/pengolahan hasil
Lingkup kegiatan ini tidak hanya aktivitas pengolahan sederhana di tingkat petani, tetapi menyangkut keseluruhan kegiatan mulai dari penanganan pasca panen produk pertanian sampai pada tingkat pengolahan lanjutan dengan maksud untuk menambah value added (nilai tambah) dari produksi primer tersebut. Dengan demikian proses pengupasan, pembersihan, pengekstraksian, penggilingan, pembekuan, pengeringan, dan peningkatan mutu.
d. Subsistem Pemasaran
Sub sistem pemasaran mencakup pemasaran hasil-hasil usahatani dan agroindustri baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Kegiatan utama subsistem ini adalah pemantauan dan pengembangan informasi pasar dan market intelligence pada pasar domestik dan pasar luar negeri.
e. Subsistem Penunjang
Subsistem ini merupakan penunjang kegiatan pra panen dan pasca panen yang meliputi :
• Sarana Tataniaga
• Perbankan/perkreditan
• Penyuluhan Agribisnis
• Kelompok tani
• Infrastruktur agribisnis
• Koperasi Agribisnis
• BUMN
• Swasta
• Penelitian dan Pengembangan
• Pendidikan dan Pelatihan
• Transportasi
• Kebijakan Pemerintah
C. STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM AGRIBISNIS
1. Pembangunan Agribisnis merupakan pembangunan industri dan pertanian serta jasa yang dilakukan sekaligus, dilakukan secara simultan dan harmonis. Hal ini dapat diartikan bahwa perkembangan pertanian, industri dan jasa harus saling berkesinambungan dan tidak berjalan sendiri-sendiri. Yang sering kita dapatkan selama ini adalah industri pengolahan (Agroindustri) berkembang di Indonesia, tapi bahan bakunya dari impor dan tidak (kurang) menggunakan bahan baku yang dihasilkan pertanian dalam negeri. Dipihak lain, peningkatan produksi pertanian tidak diikuti oleh perkembangan industri pengolahan ( Membangun industri berbasis sumberdaya domestik/lokal). Sehingga perlu pengembangan Agribisnis Vertikal.
2. Membangun Agribisnis adalah membangun keunggulan bersaing diatas keunggulan komparatif yaitu melalui transformasi pembangunan kepada pembangunan yang digerakkan oleh modal dan selanjutnya digerakkan oleh inovasi. Sehingga melalui membangun agribisnis akan mampu mentransformasikan perekonomian Indonesia dari berbasis pertanian dengan produk utama (Natural resources and unskill labor intensive) kepada perekonomian berbasis industri dengan produk utama bersifat Capital and skill Labor Intesif dan kepada perekonomian berbasis inovasi dengan produk utama bersifat Innovation and skill labor intensive. Dalam arti bahwa membangun daya saing produk agribisnis melalui transformasi keunggulan komparatif menjadi keunggulan bersaing, yaitu dengan cara:
• Mengembangkan subsistem hulu (pembibitan, agro-otomotif, agro-kimia) dan pengembangan subsistem hilir yaitu pendalaman industri pengolahan ke lebih hilir dan membangun jaringan pemasaran secara internasional, sehingga pada tahap ini produk akhir yang dihasilkan sistem agribisnis didominasi oleh produk-produk lanjutan atau bersifat capital and skill labor intensive.
• Pembangunan sistem agribisnis yang digerakkan oleh kekuatan inovasi. Pada tahap ini peranan Litbang menjadi sangat penting dan menjadi penggerak utama sistem agribisnis secara keseluruhan. Dengan demikian produk utama dari sistem agribisnis pada tahap ini merupakan produk bersifat Technology intensive and knowledge based.
• Perlu orientasi baru dalam pengelolaan sistem agribisnis yang selama ini hanya pada peningkatan produksi harus diubah pada peningkatan nilai tambah sesuai dengan permintaan pasar serta harus selalu mampu merespon perubahan selera konsumen secara efisien..
3. Menggerakkan kelima subsistem agribisnis secara simultan, serentak dan harmonis. Oleh karena itu untuk menggerakkan Sistem agribisnis perlu dukungan semua pihak yang berkaitan dengan agribisnis/ pelaku-pelaku agribisnis mulai dari Petani, Koperasi, BUMN dan swasta serta perlu seorang Dirigent yang mengkoordinasi keharmonisan Sistem Agribisnis.
4. Menjadikan Agroindustri sebagai A Leading Sector. Agroindustri adalah industri yang memiliki keterkaitan ekonomi (baik langsung maupun tidak langsung) yang kuat dengan komoditas pertanian. Keterkaitan langsung mencakup hubungan komoditas pertanian sebagai bahan baku (input) bagi kegiatan agroindustri maupun kegiatan pemasaran dan perdagangan yang memasarkan produk akhir agroindustri. Sedangkan keterkaitan tidak langsung berupa kegiatan ekonomi lain yang menyediakan bahan baku (input) lain diluar komoditas pertanian, seperti bahan kimia, bahan kemasan, dll. Dalam mengembangkan agroindustri, tidak akan berhasil tanpa didukung oleh agroindustri penunjang lain seperti industri pupuk, industri pestisida, industri bibit/benih, industri pengadaan alat-alat produksi pertanian dan pengolahan agroindustri seperti industri mesin perontok dan industri mesin pengolah lain. Dikatakan Agroindustri sebagai A Leading Sector apabila memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Memiliki pangsa yang besar dalam perekonomian secara keseluruhan sehingga kemajuan yang dicapai dapat menarik pertumbuhan perekonomian secara total.
b. Memiliki pertumbuhan dan nilai tambah yang relatif tinggi.
c. Memiliki keterkaitan ke depan dan ke belakang yang cukup besar sehingga mampu menarik pertumbuhan banyak sektor lain.
d. Keragaan dan Performanya berbasis sumberdaya domestik sehingga efektif dalam membangun daerah serta kuat dan fleksibel terhadap guncangan eksternal.
e. Tingginya elastisitas harga untuk permintaan dan penawaran.
f. Elastisitas Pendapatan untuk permintaan yang relatif besar
g. Angka pengganda pendapatan dan kesempatan kerja yang relatif besar
h. Kemampuan menyerap bahan baku domestik
i. Kemampuan memberikan sumbangan input yang besar.
5. Membangun Sistem agribisnis melalui pengembangan Industri Perbenihan
Industri Perbenihan merupakan mata rantai terpenting dalam pembentukan atribut produk agribisnis secara keseluruhan. Atribut dasar dari produk agribisnis seperti atribut nutrisi (kandungan zat-zat nutrisi) dan atribut nilai (ukuran, penampakan, rasa, aroma dan sebagainya) serta atribut keamanan dari produk bahan pangan seperti kandungan logam berat, residu pestisida, kandungan racun juga ditentukan pada industri perbenihan. Untuk membangun industri perbenihan diperlukan suatu rencana strategis pengembangan industri perbenihan nasional. Oleh karena itu pemda perlu mengembangkan usaha perbenihan (benih komersial) berdasar komoditas unggulan masing-masing daerah, yang selanjutnya dapat dikembangkan menjadi industri perbenihan modern. Pada tahap berikutnya daerah-daerah yang memiliki kesamaan agroklimat dapat mengembangkan jenjang benih yang lebih tinggi seperti jenjang benih induk,
6. Dukungan Industri Agro-otomotif dalam pengembangan sistem agribisnis.
Dalam rangka memodernisasi agribisnis daerah, perlu pengembangan banyak jenis dan ragam produk industri agro-otomotif untuk kepentingan setiap sub sistem agribisnis. Untuk kondisi di Indonesia yang permasalahannya adalah skala pengusahaan yang relatif kecil, tidak ekonomis bila seorang petani memiliki produk agro-otomotif karena harganya terlalu mahal. Oleh karena itu perlu adanya rental Agro-otomotif yang dilakukan oleh Koperasi Petani atau perusahaan agro-otomotif itu sendiri.
Dukungan Industri Pupuk dalam pengembangan sistem agribisnis.
Pada waktu yang akan datang industri pupuk perlu mengembangkan sistem Networking baik vertikal(dari hulu ke hilir) maupun Horisontal (sesama perusahaan pupuk), yaitu dengan cara penghapusan penggabungan perusahaan pupuk menjadi satu dimana yang sekarang terjadi adalah perusahaan terpusat pada satu perusahaan pupuk pemerintah. Oleh karena perusahaan-perusahaan pupuk harus dibiarkan secara mandiri sesuai dengan bisnis intinya dan bersaing satu sama lain dalam mengembangkan usahanya. Sehingga terjadi harmonisasi integrasi dalam sistem agribisnis. Serta perlu dikembangkan pupuk majemuk, bukan pupuk tunggal yang selama ini dikembangkan.
7. Pengembangan Sistem Agribisnis melalui Reposisi Koperasi Agribisnis.
Perlu adanya perubahan fungsi/paradigma Koperasi Agribisnis, yaitu untuk:
a. Meningkatkan kekuatan debut-tawar (bargaining position) para anggotanya.
b. Meningkatkan daya saing harga melalui pencapaian skala usaha yang lebih optimal.
c. Menyediakan produk atau jasa, yang jika tanpa koperasi tidak akan tersedia.
d. Meningkatkan peluang pasar
e. Memperbaiki mutu produk dan jasa
f. Meningkatkan pendapatan
g. Menjadi Wahana Pengembangan ekonomi rakyat
h. Menjadikan koperasi sebagai Community based organization, keterkaitan koperasi dengan anggota dan masyarakat sekitar merupakan hal yang paling esensial dalam memperjuangkan kepentingan rakyat.
i. Melakukan kegiatan usaha yang sejalan dengan perkembangan kegiatan ekonomi anggota.
j. Perlu mereformasi diri agar lebih fokus pada kegiatan usahanya terutama menjadi koperasi pertanian dan mengembangkan kegiatan usahanya sebagai koperasi agribisnis. Perlu kegiatan-kegiatan usaha yang mendukung distribusi, pemasaran dan agroindustri berbasis sumberdaya lokal serta perlu melakukan promosi untuk memperoleh citra positif layaknya sebuah koperasi usaha misalnya: Koperasi Agribisnis atau Koperasi Agroindustri atau Koperasi Agroniaga yang menangani kegiatan usaha mulai dari hulu sampai ke hilir.
8. Pengembangan Sistem Agribisnis melalui pengembangan sistem informasi agribisnis. Dalam membangun sistem informasi agribisnis, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan adalah informasi produksi, informasi proses, distribusi, dan informasi pengolahan serta informasi pasar.
9. Tahapan pembangunan cluster Industri Agribisnis.
Tahapan pembangunan sistem agribisnis di Indonesia:
a. Tahap kelimpahan faktor produksi yaitu Sumberdaya Alam dan Tenaga Kerja tidak terdidik. Serta dari sisi produk akhir, sebagian besar masih menghasilkan produk primer. Perekonomian berbasis pada pertanian.
b. Akan digerakkan oleh kekuatan Investasi melalui percepatan pembangunan dan pendalaman industri pengolahan serta industri hulu pada setiap kelompok agribisnis. Tahap ini akan menghasilkan produk akhir yang didominasi padat modal dan tenaga kerja terdidik, sehingga selain menambah nilai tambah juga pangsa pasar internasional. Perekonomian berbasis industri pada agribisnis.
c. Tahap pembangunan sistem agribisnis yang didorong inovasi melalui kemajuan teknologi serta peningkatan Sumberdaya manusia.Tahap ini dicirikan kemajuan Litbang pada setiap sub sistem agribisnis sehingga teknologi mengikuti pasar. Perekonomian akan beralih dari berbasis Modal ke perekonomian berbasis Teknologi.
10. Membumikan pembangunan sistem Agribisnis dalam otonomi daerah
Pembangunan Ekonomi Desentralistis-Bottom-up, yang mengandalkan industri berbasis Sumberdaya lokal. Pembangunan ekonomi nasional akan terjadi di setiap daerah.
11. Dukungan perbankan dalam pengembangan sistem agribisnis di daerah.
Untuk membangun agribisnis di daerah, peranan perbankan sebagai lembaga pembiayaan memegang peranan penting. Ketersediaan skim pembiayaan dari perbankan akan sangat menentukan maju mundurnya agribisnis daerah. Selama ini yang terjadi adalah sangat kecilnya alokasi kredit perbankan pada agribisnis daerah, khususnya pada on farm agribisnis. Selama 30 tahun terakhir, keluaran kredit pada on farm agribisnis di daerah hanya kurang dari 20 % dari total kredit perbankan. Padahal sekitar 60 % dari penduduk Indonesia menggantungkan kehidupan ekonominya pada on farm agribisnis. Kecilnya alokasi kredit juga disebabkan dan diperparah oleh sistem perbankan yang bersifat Branch Banking System. Sistem Perbankan yang demikian selama ini, perencanaan skim perkreditan (jenis, besaran, syarat-syarat) ditentukan oleh Pusat bank yang bersangkutan/sifatnya sentralistis, yang biasanya menggunakan standart sektor non agribisnis, sehingga tabungan yang berhasil dihimpun didaerah, akan disetorkan ke pusat, yang nantinya tidak akan kembali ke daerah lagi. Oleh karena itu perlunya reorientasi Perbankan, yaitu dengan merubah sistem perbankan menjadi sistem Unit Banking system (UBS), yakni perencanaan skim perkreditan didasarkan pada karakteristik ekonomi lokal. Kebutuhan kredit antara subsistem agribisnis berbeda serta perbedaan juga terjadi pada setiap usaha dan komoditas. Prasyarat agunan kredit juga disesuaikan. Disamping agunan lahan atau barang modal lainnya, juga bisa penggunaan Warehouse Receipt System (WRS) dapat dijadikan alternatif agunan pada petani. .WRS adalah suatu sistem penjaminan dan transaksi atas surat tanda bukti (Warehouse Receipt).
12. Pengembangan strategi pemasaran
Pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat penting peranannya terutama menghadapi masa depan, dimana preferensi konsumen terus mengalami perubahan, keadaan pasar heterogen. Dari hal tersebut, sekarang sudah mulai mengubah paradigma pemasaran menjadi menjual apa yang diinginkan oleh pasar (konsumen). Sehingga dengan berubahnya paradigma tersebut, maka pengetahuan yang lengkap dan rinci tentang preferensi konsumen pada setiap wilayah, negara, bahkan etnis dalam suatu negara, menjadi sangat penting untuk segmentasi pasar dalam upaya memperluas pasar produk-produk agribisnis yang dihasilkan. Selain itu diperlukan juga pemetaan pasar (market mapping) yang didasarkan preferensi konsumen, yang selanjutnya digunakan untuk pemetaan produk (product mapping).. Selain itu juga bisa dikembangkan strategi pemasaran modern seperti strategi aliansi antar produsen, aliansi produsen-konsumen, yang didasarkan pada kajian mendalam dari segi kekuatan dan kelemahan.
13. Pengembangan sumberdaya agribisnis. Dalam pengembangan sektor agribisnis agar dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan pasar, diperlukan pengembangan sumberdaya agribisnis, khususnya pemanfaatan dan pengembangan teknologi serta pembangunan kemampuan Sumberdaya Manusia (SDM) Agribisnis sebagai aktor pengembangan agribisnis. Dalam pengembangan teknologi, yang perlu dikembangkan adalah pengembangan teknologi aspek: Bioteknologi, teknologi Ekofarming, teknologi proses, teknologi produk dan teknologi Informasi. Sehingga peran Litbang sangatlah penting. Untuk mendukung pengembangan jaringan litbang diperlukan pengembangan sistem teknologi informasi yang berperan mengkomunikasikan informasi pasar, mengefektifkan arus informasi antar komponen jaringan, mengkomunikasikan hasil-hasil litbang kepada pengguna langsung dan mengkomunikasikan konsep dan atribut produk agribisnis kepada konsumen. Dalam pengembangan SDM Agribisnis perlu menuntut kerjasama tim (team work) SDM Agribisnis yang harmonis mulai dari SDM Agribisnis pelaku langsung dan SDM Agribisnis pendukung sektor agribisnis.
14. Penataan dan pengembangan struktur Agribisnis. Struktur agribisnis yang tersekat-sekat telah menciptakan masalah transisi dan margin ganda. Oleh karena itu penataan dan pengembangan struktur agribisnis nasional diarahkan pada dua sasaran pokok yaitu:
a. Mengembangkan struktur agribisnis yang terintegrasi secara vertikal mengikuti suatu aliran produk (Product Line) sehingga subsektor agribisnis hulu, subsektor agribisnis pertanian primer dan subsektor agribisnis hilir berada dalam suatu keputusan manajemen.
b. Mengembangkan organisasi bisnis (ekonomi) petani/koperasi agribisnis yang menangangani seluruh kegiatan mulai dari subsistem agribisnis hulu sampai dengan subsistem agribisnis hilir, agar dapat merebut nilai tambah yang ada pada subsistem agribisnis hulu dan subsistem agribisnis hilir.
Dalam penataan tersebut, ada 3 bentuk :
1. Pengembangan koperasi agribisnis dimana petani tetap pada subsektor agribisnis usahatani, sementara kegiatan subsektor agribisnis hulu dan hilir ditangani koperasi agribisnis milik petani.
2. Pengembangan Agribisnis Integrasi Vertikal dengan pola usaha patungan (Joint Venture). Pada bentuk ini pelaku ekonomi pada subsektor hulu, primer dan hilir yang selama ini dikerjakan sendiri-sendiri harus dikembangkan dalam perusahaan agribisnis bersama yang dikelola oleh orang-orang profesional.
3. Pengembangan Agribisnis Integratif Vertikal dengan pola pemilikan Tunggal/Grup/Publik, yang pembagian keuntungannya didasarkan pada pemilikan saham
15. Pengembangan Pusat Pertumbuhan Sektor Agribisnis. Perlu perubahan orientasi lokasi agroindustri dari orientasi pusat-pusat konsumen ke orientasi sentra produksi bahan baku, dalam hal ini untuk mengurangi biaya transportasi dan resiko kerusakan selama pengangkutan. Oleh karena itu perlu pengembangan pusat-pusat pertumbuhan sektor agribisnis komoditas unggulan yang didasarkan pada peta perkembangan komoditas agribisnis, potensi perkembangan dan kawasan kerjasama ekonomi. Serta berdasar Keunggulan komparatif wilayah. Perencanaan dan penataan perlu dilakukan secara nasional sehingga akan terlihat dan terpantau keunggulan setiap propinsi dalam menerapkan komoditas agribisnis unggulan yang dilihat secara nasional/kantong-kantong komoditas agribisnis unggulan, yang titik akhirnya terbentuk suatu pengembangan kawasan agribisnis komoditas tertentu.
16. Pengembangan Infrastruktur Agribisnis. Dalam pengembangan pusat pertumbuhan Agribisnis, perlu dukungan pengembangan Infrastruktur seperti jaringan jalan dan transportasi (laut, darat, sungai dan udara), jaringan listrik, air, pelabuhan domestik dan pelabuhan ekspor dan lain-lain.
17. Kebijaksanaan terpadu pengembangan agribisnis. Ada beberapa bentuk kebijaksanaan terpadu dalam pengembangan agribisnis.
a. Kebijaksanaan pengembangan produksi dan produktivitas ditingkat perusahaan.
b. Kebijaksanaan tingkat sektoral untuk mengembangkan seluruh kegiatan usaha sejenis.
c. Kebijaksanaan pada tingkat sistem agribisnisyang mengatur keterkaitan antara beberapa sektor.
d. Kebijaksanaan ekonomi makro yang mengatur seluruh kegiatan perekonomian yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap agribisnis.
Beberapa kebijaksanaan operasional untuk mengatasi masalah dan mengembangkan potensi, antara lain:
1. Mengembangkan forum komunikasi yang dapat mengkoordinasikan pelaku-pelaku kegiatan agribisnis dengan penentu-penentu kegiatan agribisnis dengan penentu-penentu kebijaksanaan yang dapat mempengaruhi sistem agribisnis keseluruhan, atau subsistem didalam agribisnis.
2. Forum tersebut terdiri dari perwakilan departemen terkait.
3. Mengembangkan dan menguatkan asosiasi pengusaha agribisnis.
4. Mengembangkan kegiatan masing-masing subsistem agribisnis untuk meningkatkan produktivitas melalui litbang teknologi untuk mendorong pasar domestik dan internasional.
18. Pengembangan agribisnis berskala kecil. Ada 3 kebijaksanaan yang harus dilakukan adalah:
a. Farming Reorganization
Reorganisasi jenis kegiatan usaha yang produktif dan diversifikasi usaha yang menyertakan komoditas yang bernilai tinggi serta reorganisasi manajemen usahatani. Dalam hal ini disebabkan karena keterbatasan lahan yang rata-rata kepemilikan hanya 0,1 Ha.
b. Small-scale Industrial Modernization
Modernisasi teknologi, modernisasi sistem, organisasi dan manajemen, serta modernisasi dalam pola hubungan dan orientasi pasar.
c. Services Rasionalization
Pengembangan layanan agribisnis dengan rasionalisasi lembaga penunjang kegiatan agribisnis untuk menuju pada efisiensi dan daya saing lembaga tersebut. Terutama adalah lembaga keuangan pedesaan, lembaga litbang khususnya penyuluhan.
19. Pembinaan Sumberdaya Manusia untuk mendukung pengembangan agribisnis dan ekonomi pedesaan. Dalam era Agribisnis, aktor utama pembangunan agribisnis dan aktor pendukung pembangunan agribisnis perlu ada pembinaan kemampuan aspek bisnis, manajerial dan berorganisasi bisnis petani serta peningkatan wawasan agribisnis. Dalam hal ini perlu reorientasi peran penyuluhan pertanian yang merupakan lembaga pembinaan SDM petani. Oleh karena itu perlu peningkatan pendidikan penyuluh baik melalui pendidikan formal, kursus singkat, studi banding. Serta perlu perubahan fungsi BPP yang selama ini sebagai lembaga penyuluhan agro-teknis, menjadi KLINIK KONSULTASI AGRIBISNIS
20. Pemberdayaan sektor agribisnis sebagai upaya penaggulangan krisis pangan dan Devisa. Perlu langkah-langkah reformasi dalam memberdayakan sektor agribisnis nasional, yaitu:
a. Reformasi strategi dan kebijakan industrialisasi dari industri canggih kepada industri agribisnis domestik.
b. Kebijakan penganekaragaman pola konsumsi berdasar nilai kelangkaan bahan pangan.
c. Reformasi pengelolaan agribisnis yang integratif, yaitu melalui satu Departemen yaitu DEPARTEMEN AGRIBISNIS
d. Pengembangan agribisnis yang integrasi vertikal dari hulu sampai hilir melalui koperasi agribisnis.
*) Dosen Jurusan Penyuluhan Pertanian, Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Yogyakarta. Disampaikan pada Seminar Mahasiswa pada tanggal 20 Desember 2006 di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Komentar (1) »
Peluang Dan Tantangan Dalam Berwirausaha
Januari 5, 2008 • Disimpan dalam Membangun Bisnis Pertanian
Oleh : FX Agus*)
Pendahuluan
Masyarakat sekarang sedang terbelenggu dengan masalah pekerjaan. Banyaknya tenaga kerja terdidik yang masih menganggur, membuat setiap kali pemerintah membuka lapangan kerja untuk menjadi PNS, jumlah pelamar jauh melebihi formasi yang tersedia. Untuk mendapat formulir, orang rela antri mulai tengah malam, berdiri berjam-jam, bahkan sampai ada yang pinsan. Ini membuktikan bahwa orang rela berkorban apa saja demi mendapat pekerjaan apalagi jadi PNS.
Siswa ditekan mendapat nilai yang baik. Ibu-ibu rela mengentarkan putra-putrinya untuk mengikuti les tambahan mata pelajaran tertentu demi mendapat nilai baik dan akhirnya mendapat pekerjaan. Besarnya keinginan untuk mendapat pekerjaan, membuat orang mau bekerja apa saja walaupun tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang dipelajari waktu dia dia sekolah atau kuliah, bahkan di negara maju seperti Amerika Serikat, keadaan ini juga terjadi.
Apa sebenarnya tujuan pendidikan..? Pendidikan bertujuan mengajar seseorang bagaimana cara menghasilkan yang terbaik dari dalam dirinya dan mengembangkan dirinya ketahap yang terbaik sesuai bakatnya.
Celakanya pendidikan di Indonesia diukur dengan tingkat keberhasilan seorang siswa mencapai Indeks Prestasi tinggi akibatnya seorang peserta didik dipacu untuk mencapai Indeks Prestasi yang tinggi tanpa memperhitungkan bakat dan minat peserta didik. Disini peserta didik tidak ambil pusing apakah mata pelajaran atau mata kuliah tersebut bermanfaat apa tidak bagi dirinya. Maka tidak dapat disalahkan apabila setelah menyelesaikan pendidikan, bekerja pada bidang yang tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang dipelajari, yang penting mendapat pekerjaan. Lebih parah lagi apabila para pencari kerja tersebut adalah para sarjana yang IP nya tinggi. Lalu siapa yang menyiapkan pekerjaan bagi mereka. Tentu orang-orang yang tidak lulus dari Perguruan Tinggi (drop out) atau kalau toh lulus IP nya hanya pas-pasan. Ini sangat ironis, sarjana yang IP nya tinggi meminta pekerjaan pada orang – orang yang IP nya rendah atau bahkan tidak lulus sama sekali dari Perguruan Tinggi. Ini sangat memalukan, seharusnya Sarjana itu menciptakan lapangan kerja bukan mencari pekerjaan.
Jadi tujuan hari ini tampak seperti untuk mendapat pekerjaan,mencari pekerjaan, PEKERJAAN, PEKERJAAN DAN PEKERJAAN. Apa jenis pekerjaannya tidak masalah. Apakah seseorang menyukai pekerjaan atau tidakpun tidak penting, asal ia bekerja. Ini sering membawa kepada aspek yang satu lagi, yaitu apabila seseorang mendapatkan suatu pekerjaan, ia takut kehilangan. Banyak orang yang mengeluh dan menggerutu dalam pekerjaannya sehingga ingin meletakan jabatan dan memulai usaha sendiri, tetapi disaat yang sama mereka takut kehilangan pekerjaan yang sudah mapan dan nyaman.
Kita tidak dilahirkan untuk bekerja sampai akhir hayat, kita dilahirkan untuk mengembangkan diri sesuai kemampuan dan bakat. Kita seharusnya menikmati kehidupan sesuai batas kemampuan dan bakat. Masalah utama dalam hidup kita bukan bagaimana mendapatkan pekerjaan, pekerjan (mendapat pekerjaan) adalah masalah sementara. Masalah pokoknya sebenarnya adalah uang, karena orang bekerja adalah untuk mencari uang. Dengan itu orang akan memenuhi segala kebutuhannya, jadi pekerjaan hanya sekedar batu loncatan untuk mendapat uang.
Masalah dan Kesulitan
Pada dasarnya setiap orang memliki masalah, hanya kadarnya yang berbeda-beda. Seorang pemuda sedang mempunyai masalah dengan pacarnya, sementara pemuda lain mengalami kesulitan keuangan. Dan semua orang menginginkan agar bebas dari masalah, persoalan dan kesulitan. Kita berupaya bangkit dari kekecewaan menuju kegembiraan, mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan lahir dan bathin.
Masalah kesulitan dan penderitaan itu sebenarnya perlu karena akan memberi peluang untuk menyesuaikannya. Jika kita dapat menyelesaikan masalah sebenarnya bukan sesuatu yang mengerikan. Setiap kali ada masalah sebenarnya disitu terdapat peluang. Tinggal bagaimana kita mampu melihatnya dan menggarapnya menjadi sebuah kesempatan apa tidak..?. kalau melamar menjadi PNS adalah sangat sulit, ini berarti ada peluang untuk mencari pekerjaan diluar PNS, apa itu…? Jawabnya adalah menjadi wirausaha atau menjadi pengusaha.
Krisis ekonomi tahun 1997 menjadikan orang berpikir bagaimana ia hidup yang harus berganti profesi sebagai pengusaha demi mengatasi masalah perekonomian keluarga.
Apabila menjadi PNS amat sulit, bahkan diperlukan syarat-syarat tertentu seperti pendidikan formal, membuat lamaran bahkan magang terlebih dahulu, harus antri untuk mendapatkan formulir, kebanyakan lupa bahwa diluar itu lowongan yang buka 24 jam non stop dan tidak perlu membuat lamaran, yaitu menjadi pengusaha.
Begitu ada keberanian membuka usaha langsung pagi harinya mencetak kartu nama dan langsung jadi direktur perusahaan. Tidak perlu tunggu lama-lama. Disini yang diperlukan adalah keberanian untuk memulai berusaha. Sayangnya baru sedikit orang yang memiliki keberanian itu. Mereka yang memilih hidup sebagai pegawai, biasanya mempunyai alasan tersendiri. Alasan itu setengah folosofi, setengah pasrah dan setengahnya lagi mencerminkan ketidak berdayaan.
Berwirausaha
Salahkah menjadi pegawai…?
Tentu saja tidak. Ada orang yang sangat menikmati menjadi pegawai. Berangkat dan pulang kerja sudah terjadwal. Keberadaan dirumah bersama keluarga sangat terjamin. Pulang kerja santai, minum teh, stesrnya juga tidak seberapa. Setiap bulan terima gaji, kalau tua mendapat pensiun. Tentu saja jangan berharap kaya, jadi pegawai jatahnya sudah ditentukan.
Menurut Aa Gym, rejeki itu ada dua. Pertama rejeki yang sudah disediakan. Tuhan menciptakan manusia tentu sudah disediakan apa yang menjadi keperluan hidupnya berupa makan dan minum. Tetapi ada rejeki lainnya yaitu rejeki yang dijanjikan. Ini yang harus diupayakan oleh manusia. Seseorang yang kebetulan menjadi pegawai negeri, karena alasan keterpaksaan walaupun minat dan bakatnya dahulu sebenarnya bukan untuk pegawai, apa benar Tuhan menjanjikan rejeki di PNS. Jangan-jangan rejeki yang dijanjikan ada di tempat lain. Entah sebagai pedagang, pengusaha atau yang lain. Ini yang seharusnya diupayakan orang sehingga kebahagiaan dunia dan akhirat tercapai.
Menjadi pengusaha juga bukan hal yang sederhana, apalagi orang tua kita menasehati putra-putrinya dengan nasehat yang sebenarnya membuat anak tidak kreatif dan mampu bersaing dengan orang lain. Anak disuruh rajin belajar agar IP nya tinggi, sehingga kelak menjadi pegawai negeri. Jarang orang tua mendorong anaknya agar menjadi pengusaha seperti saudara –saudara dari etnis Cina.
Untuk menjdi pengusaha biasanya orang takut gagal, cemas diolok-olok orang, karena budaya kita masih menganggap wiraswasta adalah pekerjaan yang kurang terhormat. Dan yang paling ditakuti adalah faktor resiko. Karena sekali gagal bagi orang yang tidak berjiwa wirausaha biasanya akan putus asa. Tetapi bagi orang yang berjiwa wiraswasta, gagal merupakan ujian dan sekaligus wahana latihan untuk mengetahui apa yang salah dari kita dan tidak kita ulangi lagi. Jangan mengukur beberapa kali seorang wirausahawan jatuh tetapi berapa kali dia bangkit. Sebenarnya tidak ada orang yang benar-benar jatuh atau gagal tetapi dia hanya gagal untuk mencoba lagi. Apabila ia mau mencoba lagi pasti ia tidak gagal. Banyak sekali orang terpelajar yang tidak sukses, hanya kemauan dan ketabahan saja yang paling ampuh.
Huruf aksara Cina kata peluang berasal dari dua kata yang berarti “ krisis atau masalah” dan “ perhimpunan atau pertemuan “. Krisis atau masalah yang berhimpun atau bertemu menghasilkan peluang. Dengan kata lain, kita tidak mungkin mendapat peluang tanpa menghadapi “resiko”.
Jika sudah dirancang dengan teliti dan diatur dengan rapi, dan tidak dilaksanakan dengan efektif tetapi gagal, maka kegagalan itu menandakan perubahan dan dengannya terbuka peluang. Bagi seorang wirausahawan, peluang besar yang aman itu ada. Semakinbesar resiko,semakin bersar peluang karena hanya beberapa orang saja yang berani mencoba,
Daftar Pustaka
Gymnastiar Abdullah, 2004. Etika Bisnis MQ ; Kejujuran, Kebersihan HAti, Kebermanfaatan, MQ Publising, Bandung.
Hicks,TG, 1994. Sukses merintis bisnis dengan “Modal Dengkul” Alih Bahasa ; T. Dinastindo Adiperkasa International, Penerbit Abdi Tandur, Jakarta.
Kiyosaki, R dan Leachter, 2003. Rich Dad Poor Dad, Alih Bahasa : I. Dwi Helly Purnomo, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Lim, Billi PS, 2003. Berani gagal, alih Bahasa : Suharsono,PT. Pustaka Delapratosa, Jakarta.
Valentino D, 2004. Jangan Mau Seumur Hidup Menjadi Orang Gajian,Penerbit Lets Go, Jakarta.


*) Dosen Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta

Komentar bertahan »
MENJADI PENGUSAHA ITU MUDAH
Januari 5, 2008 • Disimpan dalam Membangun Bisnis Pertanian
Oleh : FX. Agus *)
Departemen Pertanian pada tahun 2007 membuka kesempatan bagi lulusan perguruan tinggi jurusan pertanian, mulai dari S1, D4, D3 bahkan lulusan SPMA untuk menjadi penyuluh bantu. Lama bekerja bagi penyuluh bantu hanya satu tahun, dan setelah selesai kontrak tidak ada kewajiban bagi Departemen Pertanian untuk mengangkat menjadi pegawai negeri sipil.
Jumlah penyuluh bantu yang dibutuhkan adalah 6000 orang sedang jumlah pelamarnya lebih dari 50.000 orang. Dari data tersebut minimal ada 2 kesimpulan, yaitu:
1 Ternyata masih banyak lulusan dari pendidikan pertanian yan belum memiliki pekerjaan.
2 Bekerja dilingkungan pemerintah masih menjadi idola banyak orang terutama para lulusan perguruan tinggi.
Banyaknya minat untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS) juga dapat dilihat dari penerimaan pegawai tahun 2004. Pada saat itu pemerintah membuka lowongan kerja sebagai PNS sebanyak 204.584 orang, sedang jumlah pelamarnya mencapai 4,5 juta peserta (Mas’ud, 2005).
Kebanyakan seseorang yang sudahlulus dari perguruan tinggi lebih senang memfoto cofy ijazahnya dan membuat lamaran sebanyak-banyaknya untuk dikirim keberbagai instansi baik pemerintah maupun swasta. Hasilnya sudah bisa ditebak, yaitu nol besar alias ditolak karena tidak ada lowongan pekerjaan.
Dulu, ada anggapan masyarakat bahw jika kita kuliah, akan lebih mudah meraih pekerjaan. Namun, dalam koteks saat ini anggapan itu banyak dipertanyakan. Menurut catatan Departemen Tenaga Kerja Dan transmigrasi Propinsi DIY jumlah pengangguran lulusan S1 sebanyak 18.284 orang (2003) sedangkan pada tahun 2005 jumlahnya menjadi 45.050 atau mengalami peningkatan 146,2 persen. ( Kedaulatan Rakyat, 2006).
Untuk menjadi pegawai, entah pegawai pemerintah atau swasta, seseorang harus membuat lamaran dengan berbagai pesyaratan yang lain, ikut anytri berdesak-desakan, mengikuti ujian persaringan, menunggu pengumuman yang hasilnya belum tahu diterima atau tidak. Padahal ada lowongan pekerjaan yang buka 24 jam penuh dan untuk memasukinya tidak perlu membuat lamaran, lowongan itu tidak lain ialah menajadi pengusaha. Untuk menjadi pengusaha, cukup modal keberanian, memutuskan usaha apa yang akan ditekuni, esok paginya sudah pesan kartu nama, dengan jabatan apa maunya, apakah direktur apakah pimpinan perusahaan. Pada saat itu dia sudah menjadi direktur sekaligus karyawan inti.
Keluhan yang sering disampaikan oleh orang yang akan memulai usaha adalah ketiadan modal, padahal pengertian modal bukan semata-mata uang. Memang harus diakui memulai usaha dengan modal uang yang cukup lebih cepat berkembang ibanding memiliki modal yang pas-pasan.
Modal dapat berupa ilmu pengetahuan dan keterampilan yang sudah dipelajari selama sekolah. Maslahnya adalah mampu tidak merubah ilmu dan keterampilan yang dimiliki itu menjadi modal untuk memulai berusaha.
Seorang calon penyuluh yang dididik memiliki keterampilan berkomunikasi, dapat digunakan untuk menyakinkan orang lain bahwa ia memiliki kemampuan, pengetahuan dan keterampilan, sehingga orang yang memilik modal percaya dan memberi pinjaman untuk berusaha.
Memiliki teman yang banyak juda merupakan moadal. Siapa tahu diantara teman-teman itu ada yang sudah memiliki usaha dan mau membantu untuk memberi pinjaman modal.
Keluhan lain yang timbul adalah tidak punya tempat usaha. Bukankah ada orang lain yang memiliki tempat usaha. Siapa tahu dapat diajak bekerjasama dengan dengan sistem pembagian keuntungan, atau disewa.
Kejujuran, atau integritas sebenarnya juga merupakan modal yang sangat luar biasa, terutama bagi mereka yang ingin memulai usaha tetapi tidak memiliki modal alias modal dengkul. Menurut Baharudin(2002), banyak pengusaha sukses karena memiliki citra diri yang baik sebagai modal utama.
Jadi yang diperlukan sesorang untuk memulai usaha itu sebenarnya adalah keberanian-keberanian memulai, keberanian mementukan jenis usaha, selanjutnya tergantung bagaimana kita mengelola usaha tersebut. Untuk menjadi pengusaha yang dibutuhkan hanya ide dan kemampuan menyakinkan orang lain (Waringin, 2006). Tidak punya modal, pakai modal orang lain. Tidak punya ide pakai ide orang lain. Tidak punya tempat berusaha dapat menggunakan tempt orang lain. Bahkan tidak punya dengkul pun dapat memakai dengkul orang lain. Sebuah hadist menyatakan “ Sembilan pintu rejeki berasal dari perdagangan dan hanya satu pintu rejeki yang berasal dari menjadi pegawai ”.
*) Dosen Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta
Komentar bertahan »
SUKSES BESAR TANPA GELAR
Desember 19, 2007 • Disimpan dalam Membangun Bisnis Pertanian • Tagged TEO TENAN

I. Pintu Sidoarjo (Bill Gates: “Emangnya Gue Pikirin”)
Nama Bill Gates sudah tidak asing lagi bagi kita apalagi bagi para mahasiswa atau orang yang gemar belajar computer. Bill Gates seorang pendiri sekaligus pemilik perusahaan software computer terkemuka yaitu Microsoft. Dia adalah orang kaya di dunia yang tidak lulus dari universitas di Amerika tempanya kuliah. Bill Gates memulai usahanya dari berjualan computer di garasi rumahnya. apakah Bill gates khawatir tidak mendapat gelar akademik?Jawabny:”Emangnya Gue Pikirin” (jawab sekaligus canda Dewi Motik Pramono seorang pengusaha sukses). Umumnya orang sukses lebih khusus pengusaha sukses tidak sekolah, apalagi sekolah tinggi. Dengan kata lain gelar resmi dari sekolah resmi tak begitu signifikan dalam menjaring rizki dari Allah SWT. Hal lain yang lebih baik adalah menciptakan peluang bisnis, dan merebutnya, kemudian mengubahnya menjadi uang. Belajarlah menjadi pengusaha meski kecil dan tidak dalam khayalan. Jangan menanti peluang, tapi rumuskan tantangan, lalu menjawab tantangan maka tercipta peluang.
Memulai usaha dari kecil untuk sukses, baru mencari gelar. Membanggakan gelar tetapi malas, maka sukar sekali untuk maju hidupnya. Malas, tidak berani memulai lengkah baru meski kecil, ragu-ragu, maju mundur, tidak teguh menghadapi kesulitan, maka tidak bisa sukses dalam hidup. Janganlah memburu dan mengagungkan gelar dalam hidup ini, tapi yang utama dan terpenting dilakukan adalah terus menerus membuka diri untuk belajar menuntut ilmu dan memperluas pergaulan, memperdalam pengalaman hidup. Kesuksesan dapat diraih hanya dengan mencari dan mencoba menceburkan diri pada pengalaman baru, terus menerus belajar sendiri, self study, otodidak. Kata Prof. Dr. H Zakiyah Darajat “usahakan membaca buku setidaknya 2 halaman sehari”.
Kunci rahasia sukses tanpa gelar adalah belajar dan tukar menukar pengalaman hidup dengan orang lain, terus menerus. Sukses hidup, mengenal Allah SWT dan taat kepada-Nya, terbuka untuk semua orang bergelar atau tidak, yang penting mencari terus menerus dan belajar tak kenal henti.
II. Pintu Surabaya (SOHO:Rumahku Kantorku)
Seorang karyawan di salah satu perusahaan di Jakarta hanya mendapat garji untuk menafkahi keluarganya hanya setara dengan 35 kg telur setiap bulan atau 1 kg setiap hari. Sungguh minimal sekali, tapi alhamdulillah karena masih ada yang lebih buruk, ada 42 juta pengangguran dan 35 juta orang miskin. Alangkah melaratnya Indonesi yang sebenarnya sangat subur dan kaya. Problemnya, “Bagaimana meningkatkan harga diri, kebebasan dan penghasilan di tengah-tengah Indonesia yang sangat subur dan kayaini? Mungkinkah kita dapat berzakat, umroh menunaikan haji? Kemustahilan ini dapat dipecahkan dengan menjadi wirausaha. Bisnis, dagang, berwirausaha adalah kosa kata yang sering ditinggalkan dalam percakapan, tapi merupakan sunah Rosulullah yang paling dilupakan umat islam. Umat islam pandai salat tapi belum pandai membuka warung. Supaya tettap pandai salat tapi juga pandai membuka kios, took dan warung, maka belajarlah berdagang.
Supaya murah, sederhana dan tak mahal, maka mulailah dari rumah sendiri dengan membuka warung kecil-kecilan seperti warung gado-gado, soto, bakso, dll. Tak ada halangan sama sekali untuk itu, dan itulah yang disebut konsep SOHO (small office home office) rumahnya adalah kantornya. Konsep SOHO boleh dicoba untuk mengembangkan diri di hari-hari mendatang. Kecuali untuk mengembangkan diri juga untuk mengembangkan perusahaan sendiri sekaligus meningkatkan pendapatan keluarga. Rumah adalah satu kemungkinan yang sangat terbuka. Dengan rumah sebagai tempat memulai usaha, banyak keuntungan yang dapat diperoleh antara lain:
1. Menekan resiko sekecil mungkin
2. Menghemat pengeluaran yang tidak perlu, seperti ongkos dari rumah ke tempat kerja, biaya listrik, dan perawatan.
3. Hubungan dengan anak masih dapat terpelihara dengan baik, karena mudah bertemu dengan mereka setiap saat.
4. Memotivasi tetangga sekitar untuk turut berwirausaha dengan diri sendiri terlebih dakulu sebagai bukti dan contoh teladan.
5. Menyiapkan mental_psikologi dan lingkungan secara kongkrit kepada anak untuk berwirausaha sendiri.
6. Memperbesar fungsi rumah sebagai tempat beramal sholeh melalui jalur perdagangan dan bisnis.
7. Melatih diri untuk berwirausaha secara bertahap dan berkelanjutan sebelum besar dan memiliki dan mengendalikan beberapa perusahaan sekaligus.
8. Memelihara diri sang muslimah dari fitnah pergaulan kantor.
9. Mengoptimalkan kemampuan sendiri dengan merdeka dan bebas.
10. memperbesar kesuksesan hidup, tanpa meninggalkan nilai-nilai isalm dengan tetap menjalankan kewajiban sebagai ibu atau kepala rumah tangga
11. Meningkatkan harga diri sebagai muslimah
12. Meningkatkan dan memperbesar penghasilan keluarga
13. Menambah memperkaya pengalaman hidup, ilmu, wawasan dan jaringan diri sendiri.
Keberanian untuk memulai suatu usaha apapun sangat diperlukan. Jika punya uang wirausaha, tapi keberanian tak ada, maka sebenarnya modal itu sudah habis, karena berani adalah modal sejati.

III. Pintu London (Rahasia Sukses Besar Siti Nurhaliza)
Ada 10 rahasia yang membuat Siti Nurhaliza sukse besar dalam hidupnya yaitu sebagai berikut:
1. Sistem yang mendukung. System yang mendukung bagi karier Siti, baik perusahaan yang diikutinya, kelurga dan masyarakat sekitarnya
2. Positioning yang tajam. Sebelum Siti masuk dalam dunia musik, dia telah menetapkan positioning yang tepat dan teguh, menetapkan sasaran yang jeli dan istiqomah sehingga Siti tidak seperti artis lainnya yang hanya angina-anginan terbawa arus, dan hasilnya Siti masih digemari penontonnya sampai sekarang.
3. Cantik. Kecantikan memang anugerah yang Maha Kuasa, tapi dengan potensi dan apapun yang kita miliki kita patut bersyukur dengan menjaga dan membina budi pekerti, serta akhlaq sehingga setiap orang bisa terpesona melihat kita.
4. Suara Emas pemberian Allah SWT yang juga sangat mirip dengan kecantikannya, perlu disyukuri dengan menjaga akhlaq yang baik
5. Sikap yang rendah hati membuat orang takluk dan menghormati.
6. Inovatif, karena sebenarnya setiap orang pasti menginginkan sesuatu yang bermanfaat dan baru. Oleh karena itu, orang sukses selalu inovatis, yaitu melahirkan sesuatu yang baru dan tak terduga sehingga orang terpuaskan olehnya.
7. Membuka pasar yang baru. Siti menyadari agar sukse dalam dunia musik, seseorang haruslah menciptakan peluang bisnis, bukan hanya menunggu. Jika orang malas menciptakan pasar baru bagi produk dan jasa, tentulah dia tidak mendapatkan apa-apa dalam hidupnya, kecuali mendapatkan durian runtuh, warisan besar dari orang tuanya.
8. Terbuka pada pandangan, kritikm nasehat dari orang lain, membuat seseorang cepat maju dalam hidupnya, sangat cepat memperbaiki kekurangan diri.
9. Tersenyum pada siapapun karena senyum adalah bersedekah, menjadikan orang lain senang dan bahagia.
10. Sopan santun adalah dasar dari segala kesuksesan sejati, baik sopan santun tutur kata, pakaian dan perilaku.

IV. Pintu Medan (Langkah Pertama sama dengan Sukses Besar)
Melangkah untuk memulai usaha merupakan suatu awal suatu kesuksesan.Jika langkah pertama sudah dimulai, insya Allah langkah berikutnya dalam berwirausaha lebih mudah, karena pengalaman sudah terbentuk, pola kerja sudah dihayati, hati lebih yakin, cita-cita besar bertambah. Dikecam, dikritik, dihina, dalam memulai suatu usaha sudah biasa. Di dunia ini tidak ada suatu keadaan yang tanpa resiko atau zero risk.selain itu diperlukan pengorbanan untuk terwujudnya sebuah cita-cita, keinginan dan terobosan yang lebih besar agar masyarakat berubah kearah yang lebih baik.
Menjadi seorang produsen apalagi produsen tingkat pertama sangat sulit sekali karena biasanya berpenghasilan rendah dan perlu perjuangan yang mati-matian. Suatu contoh misalnya pengarang maupun penulis buku. Haisl karangannya sudah dimasukkan ke berbagai penerbit, namun sering dan selalu ditolak. Oleh karena itu, perlu ada usaha tambahan yaitu dengan menjadi pengaran sekaligus penerbit langsung. Dengan demikian, siapa yang akan menolak tulisan kita?Tidak ada. Oleh karena itu, selain menjadi produsen tingkat pertama lebih baik dilanjutkan menjadi produsen tingkat ke dua.
Jangan menjual produk kita ke pemasar lain dengan harga murah, bahkan banyak dicacat dan ditolek. Lebih baik produk mentah kita, diolah lagi sendiri agar menjadi produk siap konsumsi. Dalam hal ini diperlukan dua aspek yaitu aspek bisnis dan produksi yang keduanya harus seimbang.
Pernah dengar dengan rahasia sebuah perusahaan? Ya, memang dirahasiakan. Tapi membeberkan rahasia perusahaan kita pada orang lain akan membantu orang lain untuk berusaha pula. Urusan saingan jangan takut. Semua sudah diatur oleh Allah SWT. Yang terpenting kita sudah memulai langkah pertama dengan baik. Urusan rezeki sudah ditentukan yang di atas.
Satu realita mengenai berdirinya suatu usaha penerbitan milik Yudi Pramuko. Bagi seorang pengarang, untuk menjual karangan sendiri pada penerbit sangat sulit sekali. Bila mengandalkan tulisan, sulit untuk menopang biaya hidup. Pengarang yang mempunyai cita-cita besar dan mulia, hidupnya bisa terlunta-lunta, sampai usia senja dan selalu menghamba pada penerbit. Jika ingin kaya dengan jadi pengarang, maka sangat sulit sekali.
Bagaimana agar tulisan kita laku? Jawabnya jangan menjual naskah pada penerbit lain. Jika seorang pengarang ingin sukses besar, dengan banyak uang maka jadilah pengarang yang banyak uang dengan mengelola penerbitan milik sendiri. Naskah buku yang sudah jadi usahakan diterbitkan sendiri. Menjual naskah ke penerbit lain hanya dilakukan oleh orang yang menghindari sikap wirausaha. Memang tidak semua orang tahan hidup sebagai intrepreneur. Namun seseorang yang ingin merintis jalan baru jalan wirausaha sebaiknya ia berenang dengan gagah perwira di lautan yang abru dan asing. Jangan jual naskah ke penerbit lain.
Penerbitan cukup dikelola sendiri, dimulai dari dumah kontrakan, jiwa merdeka, belajar berwirausaha, dan bisa terus menerus mengarang buku, kaya raya. Jika ingin kaya, menulislah, terbitkan sendiri, jual buku itu sendiri, dan tagihlah sendiri uangnya. Pahitnya, getirnya, manisnya, asinnya, jadi pengarang buku, sekaligus penerbit buku-bukunya sendiri ,semua pengalaman itu menjadi ilmu yang dianugerahkan Allah SWT. Penonton, tukang kritik, dan para pengamat paling jauh cuma berkomentar. Hikmah yang dapat diambil adalah semua pekerjaan yang dilakukan sendiri dengan tangan sendiri akan lebih baik dan memuaskan. Bila buku sudah dikirim ke agen, sudah tidak ada lagi pekerjaan selain mengarang lagi untuk dijual. Semua itu bisa dilakukan sendiri. Namun, bila omzet sudah banyak dan memerlukan pembukuan yang lebih bagus, maka bolehlah menggaji sanak saudara yang lulusan SMK akuntansi untuk membantu, dan kita bisa mengarang lagi tanpa masih pusing memikirkan soal pembukuan.
Awal dari suatu wirausaha semua pekerjaan dilakukan sendiri jangan bergantung dan mengharapkan bantuan orang lain. Gantungkan bisnis tersebut pada Allah SWt, karena Diala yang akan menentukan. Manusia hanya bisa berusaha dan berporses, bukan hasil. Biarkan Tuhan yang menentukan.
Yudi Pramuko dalam memasarkan bukunya diperhitungkan dengan baik. Dia membuat strategi pemasaran. Memilih dua atau dua distributor yang besar untuk memasarkan bukunya lebih baik dan tepat dibandingkan menjual buku pada agen-agen buku yang hanya mengambil 10-50 buku. Meski harga lebih rendah, tapi uang cepat berputar. Pengarang tak perlu menghabiskan waktu untuk berjualan. Waktunya bisa digunakan untuk mengarang.
Kiat praktis untuk membuat naskah buku made in my self caranya buat naskah buku seperti buku yang laris dipasarn. Caranya dengan menemukan buku yang terjual laris di toko. Lihat jumlah cetakannya, bila dicetak lebih dari 5 kali boleh kita anggap laris. Buatlah buku sejenis dengan cara memberikan sedikit inovasi dan pembaharuan. Bila anda seorang idealis, maka turunkan idelisme anda agar lebih realistis dan marketable. Lihatlah dengan kacamata pembaca. Jangan dari kacamata pengarang. Ciptakan aturan menulis naskah ciptaan sendiri.
Bagimana menentukan harga jual? Tentukan dengan melipatkan harga cetak sbanyak 5-6 kali. Jadi jika harga cetaknya 2000, maka harganya antara 10000 sampai 12000. Jumlah cetakan sesuaikan dengan BEP atau titik balik impasnya. Jika BEP nya 1000 buku, maka cetaklah 5000 buku. Kemudian apakah harus mencetak sendiri? Jawabnya tidak. Banyak percetakan yang bersedia membantu. Cara praktis dan strategismenjual buku, dengan berteman dengan agen atau distributor yang terpercaya. Pertama, tawarkan sebuah buku ke distributor, kedua kirimkan pesanan distributor ke bagian pemesanan mereka.
Manajemen penerbitan perlu dibangun dengan bertanya dan belajar dari pengalaman orang lain. Terjun langsung mengelola penerbitan sendiri adalah kiat praktis berharga dan mahal nilainya.
Tema buku yang dikarang jangan dibatasi dulu karena kita lebih bebsar memilih tema yang diminati pasar. Tema yang bisa dipilih antara lain tema remaja, agama, politik, soaial, anak-anak, komik, ekonomi, dakwah islam dll. Lalu bagaimana menentukan nama penerbitan? Caranya cari nama perusahaan atau apapun yang terkenal kemudian tambahi emberl-embel. Misalnya “Krakatau” yang sudah dikenal. Orang akan menganggap kita adalah sesaudara dengan perusahaan tersebut. Buat alamat yang jelas dan lengkap, dari kode pos, no telepon, email, bahkan web bila perlu. Soal uang untuk modal kita bisa pinjam kepada teman atau siapa saja. Masalah badan hokum yang dipilih bisa diatur belakangan bila penerbitan sudah berjalan dengan baik. Bisa memilih PT, CV, dan lain-lain. Buku besar untuk pembukuan perlu dibeli, stempel perlu dibuat paling hanya dengan uang Rp 25000. Komputer bisa rental atau memiliki bila sudah berjalan. Mesin cetak janngan beli dulu karena harganya mahal, tapi bisa minta tolong jasa percetakan.
Bila buku sudah dicetak, dan buku sudah dibawa pulang, esoknya pergi ke distributor, lalu tawarkan buku tersebut. Bila pesan banyak, beri diskon dan jangan takut bila untungnya tidak banyak karena sebenarnya harga buku sudah 6 kali lipat dari HPP (harga pokok produksi).
Sebelum buku dicetak, cari sasaran pembaca. Sebagian besar penduduk Indonesia hanya lulusan SLTA, jadi karanglah buku untuk mereka. Jangan terlalu sulit dipahami, tapi yang menyenangkan. Ketika buku dicetak, kita bisa mengarang lagi atau belajar lagi untuk menambah wawasan dan jangan lupa, sering pergi kepercetakan untuk menanyakan buku kita sudah selesai dicetak belum. Dekati bos percetakan, tanyakan pengalaman usahanya.
Jangan khawatir buku tidak laku dijual. Ketika buku pertama dipasaran, orang mengenal maka mereka akan memesan lagi dan mencari kita. Intinya kita harus mengenalkan diri pada konsumen. Bila konsumen sudah tahu, maka mereka akan berbondong-bondong mencari kita. Tapi jangan lupa, cantumkan permintaan kritik dan saran yang dapat disampaikan kepada kita. Tanggapi kritik dan saran itu dengan action bukan dengan amarah. Perbaiki kekurangan kita, buat karya baru yang lebih baik.
Lalu apa yang bisa kita petik dari cerita Yudi Pramuko? Langkah awal memulai suatu usaha sangat menentukan perjalanan usaha berikutnya. Keberanian untuk memulai usaha sangat dibutuhkan. Jangan berpikir nanti ada ini ada itu, ragu-ragu dan maju-mundur, karena sebenarnya apapun dalam hidup ini pasti ada resiko atau zero risk.
“Langkah pertama diakui dapat membuat dada bergetar hebat. Tapi langkah pertama dalam wirausaha harus diakui pula dapat mengubah sejarah hidup seseorang secara tidak terduga sama sekali. Langkah pertama memang selalu menakjubkan”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar